Diposkan pada Uncategorized

BATIMUNG

Di tengah serbuan berbagai macam jenis kosmetik modern dan berbagai cara perawatan kesehatan dan kecantikan di salon-salon, ada satu adat budaya di Kalimantan Selatan yang sampai sekarang masih dipraktekkan dalam kehidupan sehari-hari. Batimung, membuang keringat dari badan dengan cara diasapi serta ditambahkan bunga-bungaan dan ramuan alami untuk memberi keharuman kepada badan orang yang ditimung tadi. Batimung salah satu syarat bagi calon pengantin untuk menghadapi pesta perkawinannya nanti. Tujuannya agar mempelai laki-laki dan perempuan saat acara berlangsung tidak mengeluarkan bau keringat biasa tetapi berganti menjadi bau harum yang menambah pesona. Proses batimung biasanya dilakukan pada malam hari, dilaksanakan oleh para wanita dari keluarga orang yang batimung.

Untuk keperluan batimung biasanya terdiri dari:
1) Bedak atau wadak, yang sering disebut mangir wangi. Terbuat dari beras kencur ditambah dengan bahan alami lainnya yang mengandung wangi-wangian.
2)Bahan-bahan tambahan tersebut direbus sehingga uap itulah yang akan memberikan bau harum. Bahan tambahan antara lain, daun pudak/pandan wangi, tamu giring, limau purut, kulit bawang merah, babakan pula santan, kayu manis, menyan, daun sop, pucuk ganti, mang soe sebangsa akar, bunga akar. Semua bahan tersebut dibuat dalam ramuan kecil-kecil kemudian dimasukkan kedalam kuantan lalu direbus sampai mendidih, tutupnya dijaga agar jangan terbuka sehingga asapnya keluar sebelum diperlukan.

Proses batimung:
1) Sebelum memasuki timungan, badan orang yang akan ditimung dibedaki dengan wadak sampai bersih dan harum sehingga segala kotoran yang melekat di tubuhnya hilang. Membedaki dilakukan oleh para wanita yang ditugaskan. Biasanya sambil membedaki ini calon pengantin akan digoda dengan senda gurau para pembedak.
2) Setelah selesai diwadak, calon pengantin disuruh duduk di atas sebuah bangku yang rendah disebut dadampar, kemudian segala pakaian yang melekat disuruh tanggalkan diganti dengan selimut tebal beberapa lapis sampai ke atas kepala kecuali muka dan hidung.
3) Selesai diselimuti, barulah ramuan mendidih tadi diletakkan dibawah dadampar dan tutupnya dibuka sehingga uap harum bisa keluar dan membasahi tubuh orang yang batimung.

Biasanya bagi calon pengantin laki-laki, acara batimung cukup tiga hari, tetapi bagi calon pengantin wanita bisa sampai satu minggu bahkan ada yang hampir satu bulan. Setelah acara batimung selesai akan terlihat perbedaan nyata yang tampak pada kulit orang batimung serta keringatnya mengeluarkan bau yang harum.

Sumber : http://kerajaanbanjar.wordpress.com/2007/03/02/batimung/

Penulis:

aku orangnya punya prinsip mau jadi yang terbaik dari yang paling baik.

4 tanggapan untuk “BATIMUNG

Tinggalkan Balasan ke Khairil Batalkan balasan